Kamis, 07 Februari 2013

Get Out From My Way, Princess!~Chap. 4


Get Out From My Way, Princess!
Chapter 4
||


 
Anna terbangun di sebuah ruangan yang sumpek. Seorang pria duduk terpekur.
            “kamu siapa?”tanya Anna.
            “aku... Kamu gak perlu tahu aku, kalo kamu udah sadar cepat pergi,”kata pria itu.
            “tunggu, kamu ngapain aku?”tanya Anna.
            “gak... Kamu gak di apa-apain, aku bahkan gak berani nyentuh kamu barang sehelai rambutpun,”kata Pria itu,”cepat pergi sebelum aku berubah pikiran!”
            Anna langsung mengambil tasnya, dan langsung kabur.

            Anna tidak mengenali lingkungan ini. Tapi, yang penting dia harus pergi dari situ juga. Ponsel Anna bergetar.
           
Jemmy.
           
“Halo?”jawab Anna.
            “Anna, ya tuhan... Syukurlah... Kamu ada dimana?”tanya Jemmy, nadanya was-was namun bersyukur.
            “aku gak tahu ada di mana Jemmy... Aku takut,”kata Anna, dia melihat sekelilingnya yang sudah memasuki kawasan ramai dengan kendaraan.
            “hah? Kenapa bisa begitu? Sabar Princess, coba kamu tanya sama orang-orang, nanti aku jemput kamu!”perintah Jemmy, tegas. Bisa juga dia tegas.
            “iya, iya...”kata Anna.
            Jemmy makin was-was karena belum ada jawaban dari Anna. Tiba-tiba ada suara dari seberang telepon.
            “Jemmy?”
            “iya,”
            “aku sekarang ada di Jalan Kapten, di Kebon Manggis,”kata Anna.
            “astaga, jauh amat... Kamu tunggu di situ, aku jemput!”kata Jemmy.
            Anna menurut.

            Serasa seabad lamanya untuk sampai di Jalan Kapten. Jemmy berusaha cepat namun tetap hati-hati. Kawasan Kebon Manggis tempat yang agak sepi kalo malam. Anna duduk di sebuah warung kecil yang menunggu adalah nenek tua. Dia membeli air mineral, karena haus sekali. Sambil menunggu Jemmy, Anna tetap berdoa. Tiba-tiba dia melihat sesosok bayangan putih di samping pohon pisang. Anna langsung merinding. Suasana mendadak mistis.
            Nenek itu mengkomat-kamit mulutnya, berdoa. Anna takut, dia langsung berdoa dalam hati.
            “Jemmy,”bisiknya.
            Sebuah Toyota Yaris silver melintas dan berhenti di depan warung. Pintu mobilnya terbuka, “Anna,”panggil Jemmy keluar dari mobil.
            Entah kenapa Anna sesenang itu, “Jemmy!”. Dia langsung berlari kearah Jemmy dan tak sadar langsung memeluk Jemmy.
            “kamu gak papa kan, Anna?”tanya Jemmy.
            Anna sadar, ia melepaskan pelukannya,”iya, gue gak papa...”katanya.
            “ayo, pergi dari sini,”kata Jemmy.
            Anna mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil.

            Anna duduk diam di mobil, Jemmy menyetir dengan cepat dan tetap hati-hati. Rambut gondrongnya jatuh, tanpa wax rambut, rambut Jemmy jadi begitu, rambut ala boy band.
            “rambut lo kok jadi gitu sih?”tanya Anna.
            “oh, kalo habis keramas begini...”kata Jemmy,”aku pake wax rambut, tiap pagi di tata rambutnya selama dua jam, supaya keren, ini demi Princess,”
            Menyesal bertanya.

            “sebenarnya, Princess kenapa bisa di daerah sini?”tanya Jemmy.
            “aku di culik, ada orang yang nyulik aku. Begitu bangun, orang itu nyuruh aku pergi, aku di suruh pergi sebelum dia berubah pikiran,”kata Anna.
            “kamu gak di apa-apain kan, Princess?”tanya Jemmy lagi.
            “syukurnya enggak, dia bilang gak ngapa-ngapain aku, nyentuh sehelai rambutpun enggak,”kata Anna,”tapi... Rasanya aku mengenal dia, mukanya mirip seseorang,”
            “siapa?”
            “entahlah...”
            “lebih baik kamu ke rumah aku, Princess. Udah jam 11 malam, mungkin keluargamu sudah tidur,”kata Jemmy.
            “tapi, Jemmy...”

            Kakek Anna menunggu Anna pulang.
“Anna bilang kemana?”tanya Kakek.
            “Anna gak bilang apa-apa, Kek,”kata Mariska.
            “ya sudah, kalian tidur saja, nanti kalo dia pulang juga dia akan ada di sini,”kata Kakek.
            Kakek dan Nenek pergi ke kamarnya. Semua bubar dari ruang keluarga.
           
Saat Kakek sedang bersiap untuk tidur, telepon berdering.
            “halo?”
            Ibunya Jemmy menelpon Kakek, untuk memberi tahu bahwa Anna ada di rumahnya, dan gak bisa pulang karena ada suatu kejadian. Kakek berterimakasih karena sudah di beritahu dan minta maaf karena telah merepotkan keluarga Jemmy.

            “tenang saja, kakekmu sudah tante beritahu, astaga... Pasti kamu ketakutan,”kata Ibunya Jemmy.
            Anna mengangguk kecil.
            “ya sudah, sekarang istirahat, Jemmy, kamu pinjami kamarmu untuk Anna ya,”kata Ibunya Jemmy.
            “iya, ma...”kata Jemmy.
            “makasih tante, om, Jemmy... Maaf merepotkan kalian...”ujar Anna.

            “Kamu bisa pake kamarku, Princess...”kata Jemmy membereskan tempat tidurnya.
            “makasih Jemmy, terus lo tidur di mana?”tanya Anna.
            “di ruang tv,”kata Jemmy.
            “ruang tv? Maaf ya Jemmy...”
            “nyantai aja, Princess...”
            “kasihan lo Jemmy, gue jadi ngerepotin lo, sama keluarga lo,”kata Anna.
            “udah gak papa, Princess... istirahat ya, Princess,”kata Jemmy.
            “iya, met malem, Jemmy...”
            “met malem, Princess...”

            Keesokan harinya. Setelah sarapan, Anna pamitan pulang dan di antar pulang dengan Jemmy. Anna di antar sampai depan rumah.
            “makasih ya, Jemmy...”kata Anna.
            “sama-sama, Princess...”kata Jemmy.
            Mereka saling tersenyum. Kemudian Jemmy pergi.
            Anna masuk ke dalam rumahnya. Kakek sudah menunggu di sana.
            “Kamu sudah pulang?”tanya Kakek.
            “iya, Kek...”kata Anna.
            “kenapa kamu mesti menginap di rumah temanmu?”tanya Kakek.
            “aku, ceritanya panjang kek, tapi sudahlah, yang penting aku masih hidup hari ini,”kata Anna.
            “maksud kamu apa?”tanya Kakek.
            Anna ingin menceritakannya pada kakek, namun ia mengurungkan niatnya.
            “gak papa Kek, yang penting aku sangat bersyukur...”kata Anna.



            Rudi, nama orang yang menculik Anna kemarin. Dia sedang minum kopi saat Mariska datang ke rumahnya.
            “gue udah bilang kan, Rud. Lo harus habisin dia! Kenapa lo lepasin dia? Lo tolol atau bego sih?”tanya Mariska.
            “ini duit yang lo kasih kemarin, gue gak ngambil sedikitpun, masih utuh semuanya,”kata Rudi acuh.
            “kenapa lo malah lepasin dia?”tanya Mariska marah.
            “karena gue gak tega, Ris! Lo gila, gue harus bunuh anak semanis itu?”
            “manis? Lo belum tahu dia?”
            “yang jelas gue gak tega, gue inget sama Putri, Ris. Cewek gue yang hamil dan malah mati karena kehilangan anaknya!”kata Rudi.
            “sejak kapan lo jadi sensitif begitu?”
            “pokoknya gue gak mau ngelakuin itu,”
            “lo sampah tetep sampah ya, Rud,”
            “terserah lo mau bilang apa, kalo lo mau bunuh dia, bunuh aja sendiri,”
            “oke, tapi gue gak bakal ninggalin saksi,”
            “apa maksud lo?”

            Muncul sebuah berita di Tv bahwa sebuah rumah di kawasan blok Manggis terbakar dan di telah temukan seorang korban yang telah terbakar di dalam rumah itu. Identitas korban itu sudah di ketahui, dan identitas korban itu bernama Rudi, seorang pengangguran.



            Mariska duduk sendirian di dalam kamarnya. Dia melamun. Mengenang masa lalunya.
            “Riska, kamu harus berbakti sama Ibu dan Bapak Herawan, karena mereka telah membiayai hidup kita, membiayai kamu sekolah,”
            “iya, Ibu...”
            Setelah berkata seperti itu, Ibunya Riska meninggal. Riska tidak bisa membendung lagi air matanya, dia menangis. Kini dia yatim piatu di usia 7 tahun.
            Namun, Kakek dan Nenek Anna mengangkat Mariska menjadi cucu angkatnya. Mariska di biayai sekolah, dan belajar dengan giat. Karena giat belajar, dia selalu mendapat peringkat terbaik di sekolahnya. Namun, teman-temannya selalu mengolok-ngoloknya sebagai anak angkat, Kakek dan Nenek Anna berkulit putih, sedang dia berkulit agak gelap. Tapi, dia tidak peduli dengan itu, dia terus belajar dan belajar, walo hati sakit. Kakek dan Nenek Anna sangat menyayanginya, selalu memenuhi kebutuhan Mariska, dan Mariska telah menggap mereka sebagai kakek dan Neneknya sendiri. Mereka selalu mengajak Mariska kemanapun, berlibur, dan kemanapun mereka pergi.
            Tiba-tiba Anna datang di keluarga itu. Anna adalah cucu sebenarnya. Anak dari Putri kandung satu-satunya Kakek dan Nenek. Anna sangat mirip dengan Ibunya, sangat cantik sekali, dan mungkin lebih cantik dari Ibunya. Ibunya Anna, memilih kawin lari dengan seorang pria Jepang, yang bekerja di Indonesia. Ibu Anna memilih mandiri, dan memulai dari nol. Tapi, Ibu dan Ayah Anna kecelakaan saat berwisata bersama Anna, dalam rangka merayakan hari ulang tahun Anna.
            Walau Kakek dan Nenek terlihat tidak peduli dengan Anna, namun mereka sangat menyayanginya. Namun, Anna begitu tidak mempedulikan Kakek dan Neneknya, karena Anna dan orang tuanya telah di buang oleh mereka. Tapi, cucu kandung, tetap cucu kandung... Berbeda dengan cucu angkat.
            Sampai suatu saat, Mariska mendengar pembicaraan Kakek. Kakek sedang berbicara dengan pengacara keluarganya. Bahwa dia akan mewariskan seluruh hartanya pada Anna, dan tak ada nama Mariska di sebut-sebut dalam pembicaraan itu.
            Awalnya Mariska tidak terlalu peduli dengan itu, namun dengan semua sikap Anna yang kurang menyenangkan kepada Kakek dan Nenek, dan mereka tetap menyayangi Anna, kemudian semua orang begitu menyayangi Anna, walau sikap Anna keras, dan Jemmy, terlihat begitu memujanya. Tak pernah sekalipun orang-orang bersikap seperti itu pada Mariska, bahkan Rudi satu-satunya keluarganya selalu meminta uang padanya. Membuat Mariska cemburu pada Anna. Akhirnya, Mariska berpikir untuk melenyapkan Anna.


            Anna duduk di taman kampus. Entah kenapa, pikirannya menuju ke arah Jemmy. Tentang pengakuan Jemmy tempo hari. Bukannya menjawab, tapi Anna malah kabur. Tak perlu di beritahu Jemmy pun, dia sudah tahu kalo Jemmy sangat menyukainya, dari sikapnya selama ini. Tapi, Anna belum siap, untuk menjawab ini. Dia berpikir untuk melupakan pengakuan Jemmy, tapi bagaimana jika Jemmy melakukan pengakuan itu lagi? Apa dia siap untuk menjawabnya?
            “hai, Princess... Sendirian aja, kenapa?”tanya Jemmy.
            “ini semua gara-gara lo, Jemmy...”kata Anna.
“salah aku apa, Princess? Apa aku telah menyakiti perasaanmu?”
            “enggak sih, cuman...”kata Anna menatap Jemmy, tapi kenapa jantungnya tiba-tiba berdebar kencang?, “ah sebel!”ujar Anna pergi.
            “lho...?”Jemmy gak ngerti.

            Dosen memberi tugas kelompok, satu kelompok terdiri dari dua orang. Anna kalah suit dengan Veny, Anna jadi satu kelompok dengan Jemmy.
            “kenapa gue bareng lo sih?”tanya Anna, tapi dia sportif menerima kekalahan.
            “jodoh...”kata Jemmy, kemudian dia bernyanyi ala Anang dan Ashanty,”...jodohku, maunyaku dirimu...”
            Anna geleng-geleng, Veny dan Alda tertawa terbahak-bahak.

            Anna sedang bersiap untuk mengerjakan tugas di rumahnya. Pintupun ada yang mengetuk. Dia bergegas untuk membuka pintu, “ya?”
            “hai, Princess...”sapa Jemmy.
            “Udah siap?”tanya Anna.
            “udah,”kata Jemmy.
            “tapi, entar dulu ya, gue makan dulu,”kata Anna.
            Anything for you, Princess...”kata Jemmy.

            Anna menuju dapur, di ikuti Jemmy.
            “mau minum apa?”tanya Anna.
            “apa aja,”kata Jemmy.
            “ambil sendiri aja,”kata Anna.

            “Anna, kalo ada tamu di layani dengan baik dong,”kata Neneknya.
            “selamat siang, Neneknya Anna,”sapa Jemmy.
            “Anna, ambilin minum buat tamu dong...”kata Nenek.
            “iya, iya...”kata Anna.
            Anna mengambil air putih.
            “kok, air putihnya aja?”tanya Nenek.
            “lo mau apa, Jemmy? Kopi, teh, es?”tanya Anna.
            “es aja,”kata Jemmy.
            Anna membuat sirup untuk Jemmy.
            “kuenya, Anna...”kata Nenek.
            “iya...iya...”kata Anna. Anna mengambil cake yang ada di kulkas.
            “silahkan,”kata Nenek.
            “iya, Nek. Makasih...”kata Jemmy.
            “mau belajar ya?”tanya Nenek.
            “iya, Nek...”kata Jemmy.
            “kalo begitu, Nenek tinggal ya...selamat belajar,”kata Nenek.
            “iya...”ujar mereka berdua.

Anna dan Jemmy belajar di ruang makan, agar dekat dengan dapur. Mereka ribut berdiskusi. Anna udah salah, ngeyel lagi. Jemmy terus bersabar, sabar ya Jemmy...
            Suara mereka terdengar sampai ruang depan. Ketika Mariska pulang, dia mendengar suara Jemmy dan Anna.
            “Na, kalo ada makanan di depan, mana bisa konsen...”kata Jemmy melihat makanan, snack, dan minuman di depan mereka.
            “ah, lo komen aja, tapi makanannya tetep di makan juga,”kata Anna.
            Jemmy tertawa.
            “pokoknya, aku seneng banget, Princess, bisa berdua sama kamu,”kata Jemmy.
            “Ha.Ha.Ha... Aneh tapi, gue juga, seru berdebat sama lo!”kata Anna.
            Jemmy tersenyum manis, matanya menyipit dan menatap Anna dengan hangat. Anna deg-degan, maka dia segera membuang muka dan meminum es teh yang ada di depannya. Mariska yang melihat itu, segera masuk ke dalam kamarnya.

            Anna mendengarkan musik, tapi musiknya itu bikin galau. Lagi-lagi senyumnya Jemmy yang muncul dalam pikirannya. Ia berusaha mengusir itu.
            “kok, gue jadi mikirin Jemmy ya?”tanyanya,”apa gue mulai.... Ah, gak mungkin...”
 Akhirnya dia ganti musiknya dengan musik Rock dan ikut bernyanyi.

2 Jam kemudian.......
            “dari tadi nyanyi lagu itu terus, udah 2 jam dia nyanyi lagu itu...”kata Nenek kepada Kakek.

           


Anna memarkirkan mobilnya. Dia celinguk ke kanan dan kiri, mobil, motor di parkir gak rapi, gara-gara mobil yang di samping mobilnya. “siapa sih yang markir seenaknya di sini? Emang parkirannya nenek moyangnya apa?”ujar Anna kesal.
            Seorang anak junior datang dan mendekati mobil di samping Anna.
            “mobil lo?”tanya Anna pada anak junior.
            “iya, ka...”kata cewek itu.
            “markirnya yang bener dong... Lihat tuh, jadi berantakan parkirannya, bisa markir gak sih?”tanya Anna.
            “iya, maaf kak...”kata cewek itu.
            Anna pergi meninggalkan cewek itu.

            4 Sks bikin pusing jadinya. Pinggang sakit, perut laper, lengkap sudah. Bubar Matakuliah terakhir, Anna, Alda, dan Veny berpisah sementara. Tas Anna, Anna titipin sama Jemmy.
            “titip ya, awas jangan buka-buka tas gue!”kata Anna.
            “iya, Princess... Aku tunggu di taman,”kata Jemmy.
            Anna di lihatin sama anak-anak cewek Juniornya.
            “sok cantik banget!”bisik mereka.
            Anna membaca bibir mereka, kira-kira begitu ngomongnya. Anna cuek, tapi kesal juga di lihatin begitu.
            Anna di toilet. Tiba-tiba ada yang masuk.
            Pacarnya Ka Jemmy katanya cantik?”kata seorang cewek.
            “katanya, aku juga belum pernah ketemu, katanya anak fotografi juga?”kata cewek 2.
            Anna mendengar nama Jemmy di sebut-sebut, Anna jadi penasaran. “ceweknya, Jemmy? Dia udah punya pacar?”tanya Anna.

            Entah kenapa Anna tiba-tiba marah. Dia segera pergi menemui Jemmy. Jemmy duduk melihat foto-foto Anna di kamera digitalnya.
            “ternyata lo udah punya cewek ya, Jem?”tanya Anna marah.
            “Princess...”
            “kalo lo udah punya cewek, kenapa lo masih deketin gue terus?”Tanya Anna,”pokoknya, lo jangan pernah deketin gue, ikutin gue, pokoknya jangan pernah muncul di depan gue lagi!”
            Anna mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan Jemmy begitu saja. Jemmy heran dengan sikap Anna.
Mariska melihat Anna membentak Jemmy, dan dia merasa kasihan pada Jemmy yang terlihat begitu heran.[]


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar