Get Out From My Way, Princess!
Chapter 4
||
Anna terbangun di sebuah ruangan yang sumpek. Seorang pria
duduk terpekur.
“kamu siapa?”tanya
Anna.
“aku... Kamu
gak perlu tahu aku, kalo kamu udah sadar cepat pergi,”kata pria itu.
“tunggu, kamu
ngapain aku?”tanya Anna.
“gak... Kamu
gak di apa-apain, aku bahkan gak berani nyentuh kamu barang sehelai rambutpun,”kata
Pria itu,”cepat pergi sebelum aku berubah pikiran!”
Anna langsung
mengambil tasnya, dan langsung kabur.
Anna tidak
mengenali lingkungan ini. Tapi, yang penting dia harus pergi dari situ juga.
Ponsel Anna bergetar.
Jemmy.
“Halo?”jawab Anna.
“Anna, ya
tuhan... Syukurlah... Kamu ada dimana?”tanya Jemmy, nadanya was-was namun
bersyukur.
“aku gak tahu
ada di mana Jemmy... Aku takut,”kata Anna, dia melihat sekelilingnya yang sudah
memasuki kawasan ramai dengan kendaraan.
“hah? Kenapa
bisa begitu? Sabar Princess, coba kamu tanya sama orang-orang, nanti aku jemput
kamu!”perintah Jemmy, tegas. Bisa juga dia tegas.
“iya, iya...”kata
Anna.
Jemmy makin
was-was karena belum ada jawaban dari Anna. Tiba-tiba ada suara dari seberang
telepon.
“Jemmy?”
“iya,”
“aku sekarang
ada di Jalan Kapten, di Kebon Manggis,”kata Anna.
“astaga, jauh
amat... Kamu tunggu di situ, aku jemput!”kata Jemmy.
Anna menurut.
Serasa seabad
lamanya untuk sampai di Jalan Kapten. Jemmy berusaha cepat namun tetap hati-hati.
Kawasan Kebon Manggis tempat yang agak sepi kalo malam. Anna duduk di sebuah
warung kecil yang menunggu adalah nenek tua. Dia membeli air mineral, karena
haus sekali. Sambil menunggu Jemmy, Anna tetap berdoa. Tiba-tiba dia melihat
sesosok bayangan putih di samping pohon pisang. Anna langsung merinding. Suasana mendadak mistis.
Nenek itu
mengkomat-kamit mulutnya, berdoa. Anna takut, dia langsung berdoa dalam hati.
“Jemmy,”bisiknya.
Sebuah Toyota
Yaris silver melintas dan berhenti di depan warung. Pintu mobilnya terbuka, “Anna,”panggil
Jemmy keluar dari mobil.
Entah kenapa
Anna sesenang itu, “Jemmy!”. Dia langsung berlari kearah Jemmy dan tak sadar
langsung memeluk Jemmy.
“kamu gak
papa kan, Anna?”tanya Jemmy.
Anna sadar,
ia melepaskan pelukannya,”iya, gue gak papa...”katanya.
“ayo, pergi
dari sini,”kata Jemmy.
Anna
mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil.
Anna duduk
diam di mobil, Jemmy menyetir dengan cepat dan tetap hati-hati. Rambut
gondrongnya jatuh, tanpa wax rambut, rambut Jemmy jadi begitu, rambut ala boy
band.
“rambut lo
kok jadi gitu sih?”tanya Anna.
“oh, kalo
habis keramas begini...”kata Jemmy,”aku pake wax rambut, tiap pagi di tata
rambutnya selama dua jam, supaya keren, ini demi Princess,”
Menyesal
bertanya.
“sebenarnya,
Princess kenapa bisa di daerah sini?”tanya Jemmy.
“aku di
culik, ada orang yang nyulik aku. Begitu bangun, orang itu nyuruh aku pergi,
aku di suruh pergi sebelum dia berubah pikiran,”kata Anna.
“kamu gak di
apa-apain kan, Princess?”tanya Jemmy lagi.
“syukurnya
enggak, dia bilang gak ngapa-ngapain aku, nyentuh sehelai rambutpun enggak,”kata
Anna,”tapi... Rasanya aku mengenal dia, mukanya mirip seseorang,”
“siapa?”
“entahlah...”
“lebih baik
kamu ke rumah aku, Princess. Udah jam 11 malam, mungkin keluargamu sudah tidur,”kata
Jemmy.
“tapi,
Jemmy...”
Kakek Anna
menunggu Anna pulang.
“Anna bilang kemana?”tanya Kakek.
“Anna gak
bilang apa-apa, Kek,”kata Mariska.
“ya sudah,
kalian tidur saja, nanti kalo dia pulang juga dia akan ada di sini,”kata Kakek.
Kakek dan
Nenek pergi ke kamarnya. Semua bubar dari ruang keluarga.
Saat Kakek sedang bersiap untuk tidur, telepon berdering.
“halo?”
Ibunya Jemmy
menelpon Kakek, untuk memberi tahu bahwa Anna ada di rumahnya, dan gak bisa
pulang karena ada suatu kejadian. Kakek berterimakasih karena sudah di beritahu
dan minta maaf karena telah merepotkan keluarga Jemmy.
“tenang saja,
kakekmu sudah tante beritahu, astaga... Pasti kamu ketakutan,”kata Ibunya
Jemmy.
Anna
mengangguk kecil.
“ya sudah,
sekarang istirahat, Jemmy, kamu pinjami kamarmu untuk Anna ya,”kata Ibunya
Jemmy.
“iya, ma...”kata
Jemmy.
“makasih
tante, om, Jemmy... Maaf merepotkan kalian...”ujar Anna.
“Kamu bisa
pake kamarku, Princess...”kata Jemmy membereskan tempat tidurnya.
“makasih
Jemmy, terus lo tidur di mana?”tanya Anna.
“di ruang tv,”kata
Jemmy.
“ruang tv?
Maaf ya Jemmy...”
“nyantai aja,
Princess...”
“kasihan lo
Jemmy, gue jadi ngerepotin lo, sama keluarga lo,”kata Anna.
“udah gak
papa, Princess... istirahat ya, Princess,”kata Jemmy.
“iya, met
malem, Jemmy...”
“met malem,
Princess...”
Keesokan
harinya. Setelah sarapan, Anna pamitan pulang dan di antar pulang dengan Jemmy.
Anna di antar sampai depan rumah.
“makasih ya,
Jemmy...”kata Anna.
“sama-sama,
Princess...”kata Jemmy.
Mereka saling
tersenyum. Kemudian Jemmy pergi.
Anna masuk ke
dalam rumahnya. Kakek sudah menunggu di sana.
“Kamu sudah
pulang?”tanya Kakek.
“iya, Kek...”kata
Anna.
“kenapa kamu
mesti menginap di rumah temanmu?”tanya Kakek.
“aku,
ceritanya panjang kek, tapi sudahlah, yang penting aku masih hidup hari ini,”kata
Anna.
“maksud kamu
apa?”tanya Kakek.
Anna ingin
menceritakannya pada kakek, namun ia mengurungkan niatnya.
“gak papa
Kek, yang penting aku sangat bersyukur...”kata Anna.
Rudi, nama
orang yang menculik Anna kemarin. Dia sedang minum kopi saat Mariska datang ke
rumahnya.
“gue udah
bilang kan, Rud. Lo harus habisin dia! Kenapa lo lepasin dia? Lo tolol atau
bego sih?”tanya Mariska.
“ini duit
yang lo kasih kemarin, gue gak ngambil sedikitpun, masih utuh semuanya,”kata
Rudi acuh.
“kenapa lo
malah lepasin dia?”tanya Mariska marah.
“karena gue
gak tega, Ris! Lo gila, gue harus bunuh anak semanis itu?”
“manis? Lo
belum tahu dia?”
“yang jelas
gue gak tega, gue inget sama Putri, Ris. Cewek gue yang hamil dan malah mati
karena kehilangan anaknya!”kata Rudi.
“sejak kapan
lo jadi sensitif begitu?”
“pokoknya gue
gak mau ngelakuin itu,”
“lo sampah
tetep sampah ya, Rud,”
“terserah lo
mau bilang apa, kalo lo mau bunuh dia, bunuh aja sendiri,”
“oke, tapi
gue gak bakal ninggalin saksi,”
“apa maksud
lo?”
Muncul sebuah
berita di Tv bahwa sebuah rumah di kawasan blok Manggis terbakar dan di telah
temukan seorang korban yang telah terbakar di dalam rumah itu. Identitas korban
itu sudah di ketahui, dan identitas korban itu bernama Rudi, seorang
pengangguran.
Mariska duduk
sendirian di dalam kamarnya. Dia melamun. Mengenang masa lalunya.
“Riska, kamu harus berbakti sama Ibu dan Bapak Herawan,
karena mereka telah membiayai hidup kita, membiayai kamu sekolah,”
“iya, Ibu...”
Setelah
berkata seperti itu, Ibunya Riska meninggal. Riska tidak bisa membendung lagi
air matanya, dia menangis. Kini dia yatim piatu di usia 7 tahun.
Namun, Kakek
dan Nenek Anna mengangkat Mariska menjadi cucu angkatnya. Mariska di biayai
sekolah, dan belajar dengan giat. Karena giat belajar, dia selalu mendapat
peringkat terbaik di sekolahnya. Namun, teman-temannya selalu
mengolok-ngoloknya sebagai anak angkat, Kakek dan Nenek Anna berkulit putih,
sedang dia berkulit agak gelap. Tapi, dia tidak peduli dengan itu, dia terus
belajar dan belajar, walo hati sakit. Kakek dan Nenek Anna sangat
menyayanginya, selalu memenuhi kebutuhan Mariska, dan Mariska telah menggap mereka
sebagai kakek dan Neneknya sendiri. Mereka selalu mengajak Mariska kemanapun,
berlibur, dan kemanapun mereka pergi.
Tiba-tiba
Anna datang di keluarga itu. Anna adalah cucu sebenarnya. Anak dari Putri
kandung satu-satunya Kakek dan Nenek. Anna sangat mirip dengan Ibunya, sangat
cantik sekali, dan mungkin lebih cantik dari Ibunya. Ibunya Anna, memilih kawin
lari dengan seorang pria Jepang, yang bekerja di Indonesia. Ibu Anna memilih
mandiri, dan memulai dari nol. Tapi, Ibu dan Ayah Anna kecelakaan saat berwisata
bersama Anna, dalam rangka merayakan hari ulang tahun Anna.
Walau Kakek
dan Nenek terlihat tidak peduli dengan Anna, namun mereka sangat menyayanginya.
Namun, Anna begitu tidak mempedulikan Kakek dan Neneknya, karena Anna dan orang
tuanya telah di buang oleh mereka. Tapi, cucu kandung, tetap cucu kandung...
Berbeda dengan cucu angkat.
Sampai suatu
saat, Mariska mendengar pembicaraan Kakek. Kakek sedang berbicara dengan
pengacara keluarganya. Bahwa dia akan mewariskan seluruh hartanya pada Anna, dan
tak ada nama Mariska di sebut-sebut dalam pembicaraan itu.
Awalnya
Mariska tidak terlalu peduli dengan itu, namun dengan semua sikap Anna yang
kurang menyenangkan kepada Kakek dan Nenek, dan mereka tetap menyayangi Anna,
kemudian semua orang begitu menyayangi Anna, walau sikap Anna keras, dan Jemmy,
terlihat begitu memujanya. Tak pernah sekalipun orang-orang bersikap seperti
itu pada Mariska, bahkan Rudi satu-satunya keluarganya selalu meminta uang
padanya. Membuat Mariska cemburu pada Anna. Akhirnya, Mariska berpikir untuk
melenyapkan Anna.
Anna duduk di
taman kampus. Entah kenapa, pikirannya menuju ke arah Jemmy. Tentang pengakuan
Jemmy tempo hari. Bukannya menjawab, tapi Anna malah kabur. Tak perlu di
beritahu Jemmy pun, dia sudah tahu kalo Jemmy sangat menyukainya, dari sikapnya
selama ini. Tapi, Anna belum siap, untuk menjawab ini. Dia berpikir untuk
melupakan pengakuan Jemmy, tapi bagaimana jika Jemmy melakukan pengakuan itu
lagi? Apa dia siap untuk menjawabnya?
“hai,
Princess... Sendirian aja, kenapa?”tanya Jemmy.
“ini semua
gara-gara lo, Jemmy...”kata Anna.
“salah aku apa, Princess? Apa aku telah menyakiti perasaanmu?”
“enggak sih,
cuman...”kata Anna menatap Jemmy, tapi kenapa jantungnya tiba-tiba berdebar
kencang?, “ah sebel!”ujar Anna pergi.
“lho...?”Jemmy
gak ngerti.
Dosen memberi
tugas kelompok, satu kelompok terdiri dari dua orang. Anna kalah suit dengan
Veny, Anna jadi satu kelompok dengan Jemmy.
“kenapa gue
bareng lo sih?”tanya Anna, tapi dia sportif menerima kekalahan.
“jodoh...”kata
Jemmy, kemudian dia bernyanyi ala Anang dan Ashanty,”...jodohku, maunyaku
dirimu...”
Anna
geleng-geleng, Veny dan Alda tertawa terbahak-bahak.
Anna sedang
bersiap untuk mengerjakan tugas di rumahnya. Pintupun ada yang mengetuk. Dia
bergegas untuk membuka pintu, “ya?”
“hai,
Princess...”sapa Jemmy.
“Udah siap?”tanya
Anna.
“udah,”kata
Jemmy.
“tapi, entar
dulu ya, gue makan dulu,”kata Anna.
“Anything for you, Princess...”kata
Jemmy.
Anna menuju
dapur, di ikuti Jemmy.
“mau minum
apa?”tanya Anna.
“apa aja,”kata
Jemmy.
“ambil
sendiri aja,”kata Anna.
“Anna, kalo
ada tamu di layani dengan baik dong,”kata Neneknya.
“selamat
siang, Neneknya Anna,”sapa Jemmy.
“Anna,
ambilin minum buat tamu dong...”kata Nenek.
“iya, iya...”kata
Anna.
Anna
mengambil air putih.
“kok, air
putihnya aja?”tanya Nenek.
“lo mau apa,
Jemmy? Kopi, teh, es?”tanya Anna.
“es aja,”kata
Jemmy.
Anna membuat
sirup untuk Jemmy.
“kuenya,
Anna...”kata Nenek.
“iya...iya...”kata
Anna. Anna mengambil cake yang ada di kulkas.
“silahkan,”kata
Nenek.
“iya, Nek.
Makasih...”kata Jemmy.
“mau belajar
ya?”tanya Nenek.
“iya, Nek...”kata
Jemmy.
“kalo begitu,
Nenek tinggal ya...selamat belajar,”kata Nenek.
“iya...”ujar mereka berdua.
Anna dan Jemmy belajar di ruang makan, agar dekat dengan dapur.
Mereka ribut berdiskusi. Anna udah salah, ngeyel lagi. Jemmy terus bersabar,
sabar ya Jemmy...
Suara mereka
terdengar sampai ruang depan. Ketika Mariska pulang, dia mendengar suara Jemmy
dan Anna.
“Na, kalo ada
makanan di depan, mana bisa konsen...”kata Jemmy melihat makanan, snack, dan
minuman di depan mereka.
“ah, lo komen
aja, tapi makanannya tetep di makan juga,”kata Anna.
Jemmy
tertawa.
“pokoknya,
aku seneng banget, Princess, bisa berdua sama kamu,”kata Jemmy.
“Ha.Ha.Ha...
Aneh tapi, gue juga, seru berdebat sama lo!”kata Anna.
Jemmy
tersenyum manis, matanya menyipit dan menatap Anna dengan hangat. Anna
deg-degan, maka dia segera membuang muka dan meminum es teh yang ada di
depannya. Mariska yang melihat itu, segera masuk ke dalam kamarnya.
Anna
mendengarkan musik, tapi musiknya itu bikin galau. Lagi-lagi senyumnya Jemmy
yang muncul dalam pikirannya. Ia berusaha mengusir itu.
“kok, gue
jadi mikirin Jemmy ya?”tanyanya,”apa gue mulai.... Ah, gak mungkin...”
Akhirnya dia ganti musiknya dengan musik Rock
dan ikut bernyanyi.
2 Jam kemudian.......
“dari tadi
nyanyi lagu itu terus, udah 2 jam dia nyanyi lagu itu...”kata Nenek kepada
Kakek.
Anna memarkirkan mobilnya. Dia celinguk ke kanan dan kiri, mobil,
motor di parkir gak rapi, gara-gara mobil yang di samping mobilnya. “siapa sih
yang markir seenaknya di sini? Emang parkirannya nenek moyangnya apa?”ujar Anna
kesal.
Seorang anak
junior datang dan mendekati mobil di samping Anna.
“mobil lo?”tanya
Anna pada anak junior.
“iya, ka...”kata
cewek itu.
“markirnya
yang bener dong... Lihat tuh, jadi berantakan parkirannya, bisa markir gak sih?”tanya
Anna.
“iya, maaf
kak...”kata cewek itu.
Anna pergi
meninggalkan cewek itu.
4 Sks bikin
pusing jadinya. Pinggang sakit, perut laper, lengkap sudah. Bubar Matakuliah
terakhir, Anna, Alda, dan Veny berpisah sementara. Tas Anna, Anna titipin sama
Jemmy.
“titip ya,
awas jangan buka-buka tas gue!”kata Anna.
“iya,
Princess... Aku tunggu di taman,”kata Jemmy.
Anna di
lihatin sama anak-anak cewek Juniornya.
“sok cantik
banget!”bisik mereka.
Anna membaca
bibir mereka, kira-kira begitu ngomongnya. Anna cuek, tapi kesal juga di
lihatin begitu.
Anna di
toilet. Tiba-tiba ada yang masuk.
“Pacarnya Ka Jemmy katanya cantik?”kata
seorang cewek.
“katanya, aku juga belum
pernah ketemu, katanya anak fotografi juga?”kata cewek 2.
Anna
mendengar nama Jemmy di sebut-sebut, Anna jadi penasaran. “ceweknya, Jemmy? Dia
udah punya pacar?”tanya Anna.
Entah kenapa
Anna tiba-tiba marah. Dia segera pergi menemui Jemmy. Jemmy duduk melihat
foto-foto Anna di kamera digitalnya.
“ternyata lo
udah punya cewek ya, Jem?”tanya Anna marah.
“Princess...”
“kalo lo udah
punya cewek, kenapa lo masih deketin gue terus?”Tanya Anna,”pokoknya, lo jangan
pernah deketin gue, ikutin gue, pokoknya jangan pernah muncul di depan gue
lagi!”
Anna
mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan Jemmy begitu saja. Jemmy heran dengan
sikap Anna.
Mariska melihat Anna membentak Jemmy, dan dia merasa kasihan pada
Jemmy yang terlihat begitu heran.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar