Selasa, 12 Februari 2013

Pelangi Di Pagi Hari-Chap. 6 part 1

Pelangi Di Pagi Hari
FB : theamethystmia@gmail.com/Mia Oky
Twitter : @MiaOk27
Mia Oky

Chapter 6|
Sudut Pandang Mary.
Setelah memarkir motorku, aku berjalan menuju kampus. Bener-bener deh.
Gara-gara Pak Ganteng, eh, Pak Yudha, aku jadi di ledekin sama
anak-anak satu kelas.
Di depan anak-anak udah pada ribut. Semua memandangku sambil senyum-senyum.
"Mary!"panggil Putri dan Nanda sambil berlari-lari.
"kenapa sih kalian?"tanyaku.
"pasti kamu belum lihat ya?"tanya mereka.
"lihat apa?"tanyaku.
"makanya sini,"mereka menarikku.
Aku melihat anak-anak yang lain di mading kampus. "apaan sih?"tanyaku.
"lihat aja nih,"kata mereka tertawa.
Aku melihat di mading. Sebuah surat dengan tulisan tangan yang indah,
kayak zaman dulu itu. Pake tinta warna ungu yang ada kerlap-kerlipnya.

Would you be my girl friend?, katanya?! Di baca semua orang dan
mungkin aku orang yang terakhir baca ini?
"Haaaaaah!??!?!"keras banget.

"oh, kamu Mary ya?"tanya anak-anak.
"cieee-- romantis ya,"
"bukan, aku bukan Mary!"ujarku langsung kabur. Putri dan Nanda
tertawa terpingkal-pingkal.

Aku segera berjalan menuju ruang kelas. Kemudian di pojokan aku lihat
anak-anak cewek lagi pada nangis. Kenapa tuh?
"kevin jahaaat--"katanya sesegukan.
"ternyata dia bener-bener suka sama Kak Mary,"katanya.
"tapi, yang mana sih yang namanya Mary itu? Anak semester 3 kan?"
"iya, kalo gak salah dia tuh orangnya pendek--"kata cewek itu.
Apa?! Pendek katanya--?!
Kemudian cewek itu melihat aku,"-- kayaknya yang ini deh yang namanya Mary,"
"yang mana?"
"itu yang lagi baca mading sastra--"
Waduh, ketahuan. Aku segera kabur dari situ.

"ah, kayaknya bukan deh-- dia bahkan lebih pendek dari Mary!"
"tapi, Kevin juga pendek kan?"
"iya--"
"huuuuuaaaa--. pasangan yang serasi--" Mereka nangis lagi.

Whoaaa-- Pendek, Pendek, Pendek--.
Aku langsung memasuki kelas. Teman-teman menyorakiku, selamat atas
penembakannya, katanya. Penembakan apanya?
"selamat ya, Mary!"ujar Lala dan Tya tertawa.
"mau deh di kaya gituin, romantis banget!"kata Tya.
"si Kevin Gentleman juga ya, Mar!"kata Lala.
"apa-apaan sih kalian?"tanyaku jengkel.
Kemudian Putri dan Nanda datang sambil ngos-ngosan.
"gila, lari kamu cepet banget, Mar!"kata Nanda.
"Kevin tuh banyak penggemarnya Mar, ternyata. Mereka pada nangis tahu
Mar, gila banget kan? Pokoknya kacau deh!"kata Putri.
Tara datang, dia ngelepas topi merahnya yang serasi dengan kemeja
kotak-kotak merahnya. Lalu dia berkata, "kayaknya kamu butuh ini!"
seraya memakaikan topinya ke kepalaku.

Bener-bener kacau deh kondisi kampus ini. Anak-anak semester 1 pada
nangis-nangis gitu. Tapi, ada hikmahnya juga sih. Yang jualan tisu
laku banget hari ini. Ya ampun, kenapa sih mesti selebay itu. Tapi,
aku merasa sangat bersalah juga. INI GARA-GARA KEVIN!!!!
Ya ampun, pas di kelas juga. Pak Hendi dosen Writing nyindir aku.
Katanya sebuah surat yang tulisannya bagus mencerminkan orang yang
menulisnya juga berkepribadian bagus. Jarang-jarang ada orang yang
tulisannya bagus, makin bagus lagi karena menulis surat cinta.
Anak-anak sekelas langsung nertawain aku. Aku malu banget. Pokoknya,
INI SEMUA GARA-GARA KEVIN!!!!
Pokoknya aku bakal kasih perhitungan sama tuh anak. Tapi, sebelumnya
aku harus buru-buru pulang nih. Harus cepet-cepet kabur dari kampus.
Di rumah cuman ada Rio yang lagi baca komik. Aku duduk di sebelahnya
di ruang tv. Aku mengganti chanel tv, jam segini drama Korea. Tapi,
aku gak ngikutin jalan ceritanya dari awal, aku gak ngerti filmnya.
Jadi aku ganti chanel ke tv yang banyak kartunnya. Oh iya, ada kartun
The Adventures of Tintin kan?
"kamu gak belajar, Yo?"tanyaku, melihat kenyataan bahwa anak ini lagi
baca komik sedangkan US sebentar lagi.
"istirahat kak, dari pagi belajar mulu kan?"katanya.
"kapan mulai pengayaan?"tanyaku.
Aku gak bales SMS dari teman-temanku. Aku tidur sore-sore jam 8 an.
Tapi, aku tetep gak bisa tidur. Aku ingat, topinya Tara masih di aku.
Besok aku pake itu.

Setelah memarkir motorku, aku aku langsung memakai topi merah itu,
dan tak lupa pake kacamata yang gak minus. Buat penyamaran aja. Aduh,
berasa jadi Detective Conan deh.
Untungnya gak ada yang mengenaliku. Yes, berhasil.
"Mary!"panggil seseorang. Si Vano! Aduh, kenapa sih dia mesti manggil
aku? Orang-orang mulai menatapku.
"aku bukan Mary!"kataku ngeloyor pergi.

Temen-temen pada ketawa ngeliat penampilanku.
"kamu kayak Super Mario deh, tinggal tambah kumis doang!"kata Nanda.
"aku hampir berhasil tahu, gara-gara si Vano manggil aku, orang-orang
pada curiga!"kataku.

Selama 3 hari aku selalu pake beginian, penyamaran maksudku; topi nya
aja. Kacamata udah di minta sama Rio. Syukurlah semua sudah mulai
tenang. Hari Senin udah kembali tenang.
Kuliah pagi, Reading. Berjalan seperti biasanya. Tapi, aku udah gak
nganggap Pak Yudha sebagai Pria idaman lagi. Tapi, aku sadar, ada yang
berubah dari Pak Yudha. Sikapnya Implisit banget sama aku. Terutama
cara pandangnya. Bukannya aku geer ya, tapi memang begitu
kenyataannya.



Orang populer macam Vano juga kayaknya juga agak kesulitan mengenai
para penggemarnya. Orang populer itu enak, segalanya di mudahkan, tapi
gak selamanya orang populer itu enak. Lihat tuh, dia di uber-uber
terus sama cewek-cewek. Kevin, ya apalagi-- Oh!! Aku ingat, aku harus
bikin perhitungan sama dia.
Aku melihatnya di parkiran, mumpung suasananya agak sepi. Dia
kayaknya mau pulang.
"Kevin!"panggilku. Dia menoleh dan tersenyum melihatku datang.
"Kak Mary-- apa kabar?"tanyanya ramah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar