[Cerita ini hanya Fiktif belaka, jika ada nama, kejadian, itu semua hanya kebetulan belaka yach^^]
Get Out From My Way, Princess!
Chapter 1
||
Anna Herawan, adalah Cucu pemilik perusahaan besar di Indonesia. Ia
tinggal dengan Nenek, dan Kakeknya. Orang tuanya telah meninggal sejak ia
berumur 8 tahun. Ia juga memiliki kakak angkat yang tidak berbeda jauh umurnya,
namanya Mariska.
Anna turun dari kamarnya, dan melihat semuanya telah berkumpul untuk
sarapan.
“aku duluan,”teriak
Anna.
“lihat anak itu, berbeda sekali dengan Mariska,”kata tante saat
berkunjung di rumah kakek.
“tante, mungkin Anna sibuk dengan kuliahnya,”kata Mariska membela
Anna.
“ya sudah, kita makan saja,”kata om Heru.
Kakek dan Nenek menatap Anna yang berlalu.
Anna turun dari mobilnya, dan berjalan menuju kampus. Seseorang
merekamnya dengan Kamera Handycam model baru, dan berjalan mengiringinya.
“Jemmy, berhenti enggak!”ujar Anna tanpa menoleh ke arah seorang
cowok yang sedang merekam wajahnya.
“astaga, Princess! Kalo kamu marah jadi tambah cantik!”pekik cowok
bernama Jemmy itu.
“stop manggil gue Princess!!”ujar Anna,”gue bukan Princess, Jemmy!.
Stop ngerekam gue, ato lo mau handycam lo gue rampas!”
“iya, iya, Princess...”kata Jemmy,”sekali lagi...”seraya merekam
lagi sebentar.
“Jemmy!”pekik Anna Jengkel.
Mereka berjalan beriringan.
“kenapa sih lo ngikutin gue?”tanya Anna jengkel.
“kita kan sekelas, Princess...”kata Jemmy.
“terus kenapa lo ngerekam gue terus? Kaya gak ada kerjaan lagi aja,
udah berapa kaset yang isinya gambar gue?”tanya Anna.
“cuman kali ini, kok,”kata Jemmy.
“ah, bo'ong... Sini gue lihat!”
“jangan dong... Itu buat ngusir tikus!”
“sialan!”
Mereka masuk ke kelas. Alda dan Veny melambai.
“pagi,”sapa Anna.
“pagi, Anna...”sapa mereka.
“aduh Anna, lo tahu enggak sih, mens gue belum berhenti ju...ga,”kata
Alda melongo, di susul Alda juga ikut melongo.
Mereka melongo ngeliat Jemmy ngikutin Anna.
“hai!”sapa Jemmy.
“hei, Jemmy! lo ngikutin Anna terus! kurang kerjaan aja lo!”kata
Alda.
“terserah gue dong...”kata Jemmy.
“huu...dasar! Susah ya, kalo bilangin orang yang lagi kasmaran,”kata
Veny.
“eh, ralat ya! Siapa yang lagi kasmaran!”sergah Anna.
“ya itu! Si Jemmy... ngikutin lo terus. Tampangnya sih lumayan buat di ajak kondangan,
kalo enggak, lo bisa depresi di ikutin terus kayak si Ayu, di kejar-kejar sama si Topik rambut merah,”kata Alda.
Jemmy tertawa,“berarti lo
ngakuin gue cakep dong, Da. Menurut kamu Princess, aku cakep gak?”tanya Jemmy.
“Princess!”kata Alda geleng-geleng.
“dasar orang jatuh cinta, aku-kamu-an...”kata Veny.
Anna geleng-geleng, udah
capek, No Komen.
Hari itu mata kuliahnya Reading. Anak sastra Bahasa Inggris, selalu
mengkaji novel-novel sastra klasik yang berat.
Anna sedang berbicara dengan Veny. Jemmy mencolek Anna, Anna
menoleh.
“dengan
bibirmu, dosaku terhapus...”kata Jemmy.
“orang gila!”kata Anna.
“itu kata shakespears, di romeo and juliet!”kata Jemmy.
Anna, Veny dan Alda menuju ke kantin setelah itu. Mereka pesan
bakso.
“Na, kenapa gue merinding ya?”tanya Alda.
“jangan-jangan ada setan?”tanya Veny.
“bukan setan, tapi si Jemmy...”kata Anna.
Alda dan Veny menoleh ke belakang, terlihat Jemmy sedang merekam
video mereka.
“hah?! Jemmy!”mereka kaget.
“hai!”sapa Jemmy.
“ngapain lo
bawa handycam?”tanya Veny.
“buat ngerekam my princess,”kata Jemmy.
“lo stalker ya?”tanya Alda.
“siapa? Gue? Bukan, gue cuman mau ngoleksi berbagai ekspresi wajah
my princess Anna,”kata Jemmy.
Anna sudah males berkomentar.
“dasar, yang lagi kasmaran!”kata Alda.
“Na, lo minta royalti dong... Muka lo di dokumentasiin gitu, gue
siap jadi manajemen lo!”kata Alda.
“Jemmy, lo kurang kerjaan banget sih! Kalo lo kurang kerjaan,
mending lo nyuciin mobil gue deh!”kata Anna.
“yang bener, Princess? Boleh...”tanya Jemmy.
“lho? Kok seneng sih? Gak jadi deh...”kata Anna.
“lho kenapa my princess?”tanya Jemmy.
“stop manggil gue princess!!”teriak Anna.
“cieee... Pangeran kodok
dan putri keong ya...”ledek Veny,
mengikuti panggilan nama di salah satu sinetron remaja.
“enak aja,”ujar Anna,”gue itu, lady rocker!”
Alda dan Veny nyuekin Anna,”pokoknya begitu!”ujar
mereka berdua.
“kalian dukung gue ya,”kata Jemmy.
“bayarin bakso dulu,”kata Alda.
“Ok,”kata Jemmy.
“hei, hei, hei... Alda, Veny! plin-plan,”sergah Anna.
Dari kejauhan Mariska menatap mereka. Mariska tersenyum kemudian.
Dia menghampiri Anna dan menyapanya, “hai, Anna”
Anna menatapnya, tapi hanya tersenyum tipis, kemudian berlalu.
“jutek
banget, Na, lo sama kakak angkat lo?”tanya Alda.
“kakak angkat, jujur gue gak suka sama dia, dia itu tampangnya penuh
dengan kebohongan!”kata Anna cuek.
“ah, jangan
begitu, Na. Dia baik kok, lo aja yang gak mau deket sama dia,”kata Veny.
“siapa juga
yang mau deket sama dia, gue sih ogah,”kata Anna.
“kenapa sih,
kayaknya lo benci banget sama kakak lo?”tanya Alda.
“gue bukan
benci, tapi gue gak suka aja sama dia, dia tuh pinter cari muka, carmuk!”kata
Anna.
“carmuk
gimana?”tanya Veny.
“ya ada aja,
pokoknya jangan ngomongin dia lagi deh...”kata Anna.
“oke, oke,”ujar
mereka.
“ini
princess, bakso gak di kasih saus,”kata Jemmy.
“waduh,
Jemmy... Na, lumayan, Na. lo punya tukang suruh,”kata Alda.
“Ha.Ha.Ha... Tukang suruh
bikin merinding gitu, ogah deh,”kata Anna.
“tukang suruh
apa? asal buat my princess apa aja deh...”kata Jemmy.
“lo gila, ya,
Jem? Kalo gitu, lo gak usah ngikutin gue?”kata Anna.
“oh, tidak
bisa!”kata Jemmy.
“pelanggaran
Privacy!”kata Anna.
“apapun aku
lakukan demi princess, asal jangan itu,”kata Jemmy.
“dasar gila!”kata
Anna.
“ya ampun!
Cantiknya...”kata Jemmy.
“whoooa!!!”pekik Anna kesal.
Mereka
tertawa.
Sepulang
kuliah. Anna mengunjungi kucing-kucingnya di halaman belakang. Memberinya makan
dan mengisi air minum. Anna punya kucing 3, dan semuanya lucu-lucu.
Cuman kalian yang bisa
mengerti aku. Gak ada seorangpun yang mengerti aku di keluargaku. Yeah, aku gak
peduli sih... Anna mengelus-elus kucingnya.
Terdengar suara tawa dari dalam rumah. Suaranya serasa pakai sound speaker.
Anna termenung. Ia membayangkan posisinya berada di antara suara tawa itu, tapi
ia segera melenyapkannya.
Terserah
kalian mau ngapain juga aku gak peduli...
Anna tetap
berada di situ.
Walau Anna
adalah bagian dari keluarga Herawan, tapi seperti bukan. Tak seorangpun yang
menganggapnya ada di situ. Semua urusan, di serahkan pada Mariska. Mariska
begitu menikmati posisinya itu, di tengah-tengah keluarga Anna.
Dulu, sewaktu
Ayah dan Ibu Anna tewas dalam kecelakaan, dia di bawa oleh neneknya. Tapi,
nenek dan kakek seperti tidak peduli. Anna hanya di anggap seperti pajangan di
rumah. Mau ada atau tidak, terserah. Itu karena Ibu Anna, memilih menikah
dengan laki-laki yang bukan pilihan keluarganya, dan memilih nikah lari dan
hidup mandiri. Ibu Anna sangat cantik, dan cantiknya menurun ke putrinya, Anna.
Anna lebih cantik dari Ibunya.
Sedang
Mariska, dia adalah anak pelayan keluarga yang sudah mengabdi bertahun-tahun,
dan meninggal. Mariskapun hidup sebatang kara, dan akhirnya di angkat anak oleh
nenek Anna. Mariska dan Anna usianya hanya terpaut 2-3 bulanan. Anna sudah
semester 3, dan Mariska di semester 5. Mariska sudah lebih dulu berada di rumah
itu, jadi lebih dekat dengan nenek dan kakek.
Anna yang
dulu selalu tidak di pedulikan oleh keluarga itu, kini berbalik, Anna lah yang
tidak memedulikan keluarga itu.
Bagaimana aku bisa menyukai
Mariska?, kalo dia saja benci terhadap hewan peliharaan, ujar Anna dalam hati. Anna pernah melihat Mariska memukul kucingnya
sewaktu kecil, karena susu Mariska di minum kucing Anna. Tapi, Anna diam saja,
dan pura-pura tidak tahu.
Di rumah
Jemmy. Ibunya memanggilnya, “Jemmy, makan malam!”.
“iya,”jawab
Jemmy.
Kamar Jemmy sangat rapih dan tertata. Cd koleksinya berurutan dari
A-Z, dan dia sedang mengutak-ngutik Laptop berlogo buah apel itu. Terlihat
wajah Anna yang sedang marah. Jemmy sedang menonton Anna di laptopnya.
“cantik
banget...”ujarnya.
Di
sampingnya, cd-cd bertumpuk yang bertuliskan 'Princess Anna', dan dia memajang
foto Anna di atas meja belajarnya. Jemmy, fans berat Anna. Anna adalah sumber
inspirasinya.
Perkenalannya
dengan Anna adalah saat ospek. Anna begitu bersemangat ketika di hukum berdua
dengan Jemmy. Mereka di suruh mencari kodok. Jemmy sudah pesimis, karena tak
satu kodokpun yang di dapat mereka. Tapi, Anna tidak menyerah begitu saja. Anna
tetap mencari dan mencari sampai akhirnya mereka dapat kodok besar. Jemmy
berpikir, orang secantik Anna kok mau nyemplung ke sawah, lebih semangat pula,
dan senyuman Anna itu... Dunia berubah menjadi lebih indah untuk Jemmy.
Foto berdua
adalah kenangan yang mengesankan, dengan Anna dan Jemmy memegang seekor kodok
besar. Perasaannya, berawal dari situ, hingga saat ini. Jemmy selalu
mengumpulkan foto-foto Anna, dan Video Anna. Anna sedang duduk, makan, melamun,
marah, tertawa, semuanya dia abadikan. Tapi, dia tidak mengganggu privacy Anna.
Dia merekam atau mengambil gambar Anna yang wajar-wajar saja. Mulanya, Anna
senang, tapi karena keseringan jadi risih, dan sekarang ngomel-ngomel padanya.
Tapi, tampaknya Anna sudah capek ngomel, jadi di biarkan saja hobi Jemmy yang
aneh itu.
Anna dan
kawan-kawan pergi menonton di bioskop. Mereka akan menonton film Vampir. Mereka
semua sudah duduk di bangku masing-masing.
“seru nih filmnya,
tapi gak seru ada dia!”ujar Anna melirik Jemmy yang duduk manis di sebelahnya.
“hai...”sapa
Jemmy polos.
“huuu...
Jemmy!”ujar Alda dan Veny.
“kalian yang
ngajak ya?”tanya Anna.
“enggak! Dia
ngikut sendiri!”kata Alda.
“ya sudah,
lagi pula dia bisa jagain kita, kita semua kan cewek,”kata Veny, miss positive
thinking.
“betul!”kata
Jemmy.
“apa?”ujar
Anna.
Anna duduk di
samping Jemmy.
“Princess,
kalo filmnya serem, kamu bisa bersembunyi di bahu aku,”kata Jemmy.
“maunya! Film
serem apaan, ini film romantis tahu!”kata Anna.
“oh, gitu ya,”kata
Jemmy.
“makanya
nonton film yang sebelumnya,”kata Alda.
“ini kan
sekuel film yang syutingnya di atas pohon itu kan?”tanya Jemmy.
“????” Anna,
Veny dan Alda berpikiran sama.
“iya ya,
semua orang rata-rata tahu film itu dari adegan di atas pohon itu,”kata Alda.
Anna dan Veny
mengangguk.
Sebelum film
mulai, mereka ngobrol ngalor-ngidul.
“pulang ntar,
gue nebeng lo, ya?”tanya Alda.
“iya,”kata
Veny.
“sebenernya,
gue itu bosen nebeng terus, tapi gue udah sering banget nebeng sama lo, sama
Alda,”kata Alda.
“ya gak papa,”kata
Veny.
“emang kenapa
sih, Da. Biasa aja deh,”kata Anna.
“ya, gue gak
enakan aja. Kalo gue suka nebeng, sebenernya gue bisa aja naik motor, cuman gak
di bolehin, mobil ke pake terus, ya bingung...”kata Alda.
“lo nebeng
aja, nebeng gue, nebeng Veny, atau nebeng Jemmy,”kata Anna.
“ya, ya,
asyik nebeng! nebeng aja bangga, Oke...Oke, Makasih, makasih,”kata Alda.
Ternyata
filmnya di luar dugaan. Ini film semi dewasa nih. Alda dan Veny cekikikan terus
kalo ada adegan yang begitunya. Anna serba salah, di sampingnya ada Jemmy.
Kira-kira Jemmy mikirin apa ya??, pikirnya.
“Jemmy, lo
lagi mikir apa?”tanya Anna.
“memangnya
Princess lagi mikir aku apa?”tanya Jemmy.
“enggak,”kata
Anna.
Hanya detak
jantung Anna yang terdengar, takut Jemmy ngapa-ngapain dia. Ini negative
thinking, mana gelap lagi ruangannya.
Anna melihat
darah di filmnya, dia memejamkan
mata. Jemmy menyadarinya.
“Princess
kenapa?”tanya Jemmy.
“gak papa,”kata
Anna.
“beneran?”tanya
Jemmy gak percaya.
“udah, nonton
aja...”kata Anna mendorong pipi Jemmy yang condong ke arahnya.
Anna jadi keinget sama kejadian
sewaktu kecil dulu, saat kecelakaan bersama orang tuanya.
Setelah
menonton mereka ke toko pakaian. Memilih-milih baju. Alda yang paling
bersemangat, “menurut lo, mana yang lebih bagus?”tanya Alda ke Anna dan Veny.
“dua-duanya
bagus,”kata mereka.
“ah, coba
tanya ke cowok. Jem, menurut lo mana yang bagus?”tanya Alda.
Jemmy sedang
memilih pakaian, “hmm... Yang kanan,”kata Jemmy.
“masa sih?
Aku coba dulu ya...”kata Alda.
Anna
memilih-milih rok yang lucu. Dia membayangkan dirinya pake rok lucu ini,
merinding... Seumur-umur dia belum pernah pake rok begituan, kecuali seragam
sekolah. Rok satu-satunya yang dia punya, ya, rok seragam sekolah.
“princess,
coba pake dress ini deh... Tambah cantik, nanti aku foto,”kata Jemmy.
Anna cemberut, “mau gue tabok ya?”tanya Anna.
“lho, kenapa?”tanya
Jemmy.
“gue gak suka
dress!”kata Anna.
“wah, sayang
sekali Princess... Kalo princess pake ini, princess makin cantik nantinya,”kata
Jemmy.
Anna jadi
ingat sewaktu ada pesta di rumah nenek. Dia bersembunyi di kolam renang dan
tidak berbaur dengan para tamu, karena tak ada seorang pun yang memperdulikannya.
Begitu pula pesta-pesta selanjutnya, dan kemudian, dia suka tidak ikut
akhirnya. Mariskalah yang menggantikannya. Begitu pula di pesta ulang tahunnya,
sampai ulang tahun ke tiga belasnya dia merayakan ulang tahunnya, tapi di ulang
tahun berikutnya dan seterusnya, dia gak mau ngadain pesta ulang tahun lagi.
Percuma ngadain pesta, jika nenek dan kakeknya tidak bisa hadir.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar