Kamis, 07 Februari 2013

Pelangi Di Pagi Hari-Chap.1-

Pelangi Di Pagi Hari

FB : theamethystmia@gmail.com/Mia Oky
Twitter : @miaOk27
Mia Oky


Chapter 1|

Daun-daun jatuh berguguran di jalan Universitas Harapan Bangsa. Walau pagi-pagi sekali, jalanan kampus sudah ramai dengan para calon mahasiswa dengan aksesorisnya yang warna-warni. Ya, hari ini adalah hari pertama ospek.

            Para dewan pembimbing, mengenakan jas almameter kampus yang berwarna merah yang mencolok. Sedang para calon mahasiswa mengenakan seragam putih-putih dengan papan nama berwarna yang sesuai program studynya. Semuanya di kumpulkan di halaman kampus.

Kami bertujuh, aku, Tara, Nanda, Kristin, Tya, Lala dan Putri. Kami semua jadi dewan panitia ospek. Aku melihat anak-anak baru, semuanya imut-imut karena baru keluar dari SMA. Aku ingat waktu kemarin, sewaktu aku sedang berbelanja di super market aku di sangka masih anak SMA. Mungkinkah karena wajahku yang rada imut?

Acara di mulai oleh pidato Pak Rektor. Aku dan Tara di bagian konsumsi. Tara memang sedikit bicara, dan cool orangnya, satu lagi tomboy banget. Tapi, dia bisa bikin orang nyaman walau gak banyak bicara. Hari makin siang dan aku harus bertugas mendaftar masing-masing kelompok untuk memberikan makan siang mereka.

Waktu makan siang berlangsung selama 1,5 jam. Makan dan sholat, sisanya kembali ke aula. Para dewan makan siang dan berkelompok. Seperti biasanya aku ngumpul bareng gengku.

“bisa-bisanya sih kita makan ngadepin wc, bau tahu!”ujar Tya.
“wc teriak wc,”kata Tara ketawa.
“kurang ajar,”kata Tya membalas dengan tabokan.
“Mary nih, yang ngajakin kita duduk di sini―”kata Nanda.
Aku gak mau di salahin, “hei, ini tempat paling cepet kalo ada panggilan darurat!”kataku membela diri.
“panggilan alam maksud lo?”kata Lala.
“eh, kita lagi makan nih, gak usah ngomongin itu ah,”kata Putri geli.
“kayak Tara nih, nyantai aja makan di manapun jadi. Udah ah, ayo buka bekal!”ujar Kristin.
Tara tertawa,”udah― ayo ah, makannya!”ujar Tara.
Kemudian setelah aku selesai makan, aku di kagetkan dengan seseorang yang memanggil namaku lewat speaker.
“Ariana Mary!”suara di speaker.
“Mar, panggilan tuh―”ujar Tya.
“ada apa sih, pake mic segala!”kataku.
Aku maju ke depan aula, di sekelilingku banyak anak-anak yang masih makan siang tersebar di semua penjuru aula. Aku bertanya-tanya, ada apa sih?

“nih ada orangnya―”kata si Fajri, cowok ganjen, dasar. Ada cowok cakep aja langsung di embat. Siapa sih anak baru nih? Mau apa?
“ada apa?”tanyaku.
Calon mahasiswa baru itu agak pendek, tapi mukanya cute dan rada― feminin? Cowok cantik? Aku baru lihat cowok cantik, biasanya cuman ada di drama Asia itu.
Eh, cowok itu senyum-senyum ke aku! Kenapa tuh anak? Aku berhadapan dengan anak itu, wajahnya unik, antik, lucu, wajah yang bersih dan ganteng. Pake malu-malu segala lagi, garuk-garuk gak gatel.
“nah, Kevin. Kata kamu, kakak dewan yang paling cantik itu kak Mary? Apa alasan kamu?”tanya Fajri.

Hah?!

“saya gak punya alasan apapun kak, tapi ketika melihat kak Mary, jantung saya berdebar sangat manis, dan saya gak berhenti tersenyum kalau melihat kak Mary,”ujar cowok yang bernama Kevin itu.

Seisi aula langsung ribut mendengar perkataan Kevin.

Hey, siapa itu yang teriak-teriak? Wah, Tya cs pada ngetawain aku. Ini apa-apaan sih?
“heh, Fajri kamu jangan ngajarin yang gak bener sama anak baru!”ujarku.
Cowok bernama Kevin ini malah ketawa. Udah ah, pergi aja.
“eh, kak Mary― kalo aku suka sama kakak boleh enggak?”tanya kevin.

Aku menoleh kaget, “apa?!”
Wah, tambah heboh, ih, siapa sih yang teriak-teriak kayak orang gila?.
Telingaku sakit saat orang-orang ribut dan heboh. Astaga, nih anak!
            “gimana Mary? Jawab dong―”kata Fajri cengar-cengir.
            “kamu masih kecil, belajar aja dulu yang bener yah―”jawabku sekenanya.
            Rasain― dia diem saja, tapi tiba-tiba tersenyum sumringah kaya dapet mainan.

            “berarti boleh dong― “jawabnya, di ikuti oleh teriakan histeris oleh massa se-aula.
            Kini giliran aku yang diem, kaget.
            “udah―udah― lanjutin acaranya,”kataku keren, bergegas kabur.
“Kak Mary, aku akan menunggumu!”kata cowok itu.

            Ih! Cowok ini.

Benar saja. Setelah kejadian itu semua mengolok-ngolokku.
            “gak papa kali, Ry. Dia imut banget―”kata Tya.
            “imut apanya!”kataku sewot.

Melepaskan penat di kasur tercinta. Belum sampe ke alam mimpi, ibuku memanggil dari bawah. Makan malam.
Makan malam bareng ayah, ibu dan Rio, adikku. Aku kurang berselera untuk makan, karena aku mengantuk. Ayah, Ibu, ayah yang kalem, dan Ibu yang cerewet banget. Rio juga makan tanpa suara, sebenernya nih anak makan gak sih? Aku melirik untuk mastiin anak itu makan. Usianya setahun lebih muda dari aku, tapi dewasa banget, enggak kayak aku. Rio lebih mirip ayah. 


Hari-hari selama ospek begitu aneh, menurutku ini sih. Tapi, tampaknya semua orang sudah melupakan kejadian yang kemarin. Kemudian, semua berjalan normal.

            Daun-daun berguguran lagi. Musim gugur datang. Bukan, tapi musim penghujan. Daun-daun dari halaman kampus terlihat begitu indah. Itu jadi pemandangan yang menarik sekarang, banyak yang mengabadikannya dengan berfoto dengan daun-daun yang berserahkan di jalan. Berasa seperti di luar negeri.

            Aku sudah  melepas jas almamaterku yang berwarna merah itu. Aku suka warnanya, karena merah adalah warna favoritku. Hari ini kuliah perdana, dan sekarang aku sudah semester 3.

Semua teman-temanku sudah berkumpul, kecuali Tara. Kayaknya dia selalu punya masalah sama jam deh. Sekalinya awal, awal banget datangnya. Aneh banget. Terus, dia juga tomboy banget dan gak banyak omong. Tapi, sekali ngomong banyak banget keluarnya. Yang paling aku suka dari dia adalah gaya fashion dan sikapnya.
            Yang namanya fashion, dia itu orang yang paling cuek. “apa yang aku pake adalah yang paling nyaman,”begitu katanya. Orangnya gak neko-neko, juga dia itu orang yang paling cuek di antara kita, dingin― aku juga sering belajar sikap keren sama dia. Tapi, dia bisa membuat nyaman orang. Semua orang akan berfikir bahwa dia orang yang jutek, padahal dia itu aslinya baik.
Cinta―
Urusan cinta, entah kenapa kami semua adalah jomblo abadi. Alias gak punya pacar. Tapi, kami tidak pernah sekalipun memikirkan hal yang mengenai pacaran, walau teman-teman semua berpacaran. Kalaupun ada cowok, itu juga hanya teman

Masih berbicara tentang cinta. Pagi hari ini, sebenarnya hari yang aku tunggu. Hari Senin yang indah, walau kata orang lain hari senin adalah hari yang menyebalkan, itu berlaku buatku waktu dulu. Tapi, sekarang enggak.

            Aku duduk di kelas menunggunya. Tapi, yang di tunggu malah Tara yang datang. Ya, aku lagi menunggu seseorang, bisa di bilang. Sejak semester dua.
Menunggunya datang― Suara langkahnya, aku kenal, dan dia muncul dari pintu keluar.
            “Pagi semuanya―”sapanya.
            Pria berkemeja putih di depan kelas, dosen mata kuliah reading. Dia yang selalu kutunggu-tunggu. Hari seninku, dan dia adalah idolaku, Pak Yudha.
Perasaan itu timbul begitu saja―.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar